TUGAS
SOFTSKILL TEKNIK PERAWATAN MESIN
1.Pengertian Perawatan
Prefektif
Pengertian Perawatan Definisi Tujuan Bersifat
Preventif Korektif - Menurut
Vincent Gasper , perawatan ( maintenance ) merupakan suatu kegiatan yang
diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem
produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat
diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem perawatan dapat dipandang
sebagai bayangan dari sistem produksi , dimana apabila sistem produksi
beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif .
(Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
Perawatan
juga dapat didefinisikan sebagai , suatu
aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan .
Dalam
sistem perawatan terdapat dua kegiatan pokok yang berkaitan dengan tindakan
perawatan , yaitu :
1. Perawatan
yang bersifat preventif
Perawatan
ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi
rusak . pada dasarnya yang dilakukan adalah perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan - kerusakan yang tak terduga dan menentukan
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada
waktu digunakan dalam proses produksi . Dengan demikian semua fasilitas –
fasilitas produksi yang mendapatkan perawatan preventif akan terjamin kelancaran
kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap
proses produksi setiap saat . Hal ini memerlukan suatu rencana dan jadwal
perawatan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat.
2
. Perawatan yang bersifat korektif
Perawatan
ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak . Pada dasarnya
aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan
. kegiatan ini sering disebut sebagai kegiatan perbaikan atau reparasi .
Perawatan korektif dapat juga didefinisikan sebagai perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukanya perawatan preventif maupun telah dilakukan perawatan preventif tapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas dan peralatan tersebut tetap rusak . jadi dalam hal ini , kegiatan perawatan sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan , baru kemudian diperbaiki atau dibetulkan
2. Contoh Analisis Gangguan Sistem
Pelumas Pada Mesin Kijang
Berdasarkan pengamatan,
penulis menjumpai banyak faktor dari sistem pelumasan yang menyebabkan
kerusakan pada mesin Toyota Kijang 4K, sehingga mesin harus di Over
Houl diantaranya :
a. Lampu
indikator mati
b. Swicth oli
mati
c. Filter oli
tersumbat
d. Pompa
Oli Rusak
e. Sirkulasi
oli pelumas tidak sempurna
Dari Permasalahan di
atas, penulis menemukan pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Bengkel “Presiden Motor”. Hal-hal tersebut secara garis besar sering dialami
oleh jenis mobil Kijang 4K. Kerusakan
tersebut dalam perbaikannya masih cukup mudah, sebab masih konvensional. Supaya
lebih mudah untuk pemahaman, penulis membuatkan daftar tabel kerusakan.
2.1 Tabel Prosedur Pemeriksaan Analisis Gangguan
Sistem Pelumas Mesin Kijang
a. Lampu Indikator Mati
No
|
Permasalahan
|
Ciri-ciri
|
Penyebab
|
1
|
Lampu indikator mati
|
a. Lampu
indikator mati
|
a. Soket
kendor
b. Terjadinya
hubungan arus pendek
c. Lampu
putus
d. Switch mati
e. Kabel
putus
|
b. Swicth Oli
Mati
No
|
Permasalahan
|
Ciri-ciri
|
Penyebab
|
1
|
Switch oli mati
|
a. Lampu
indikator mati
b. Lampu
indikator berkedip
|
a. Jenis
oli pelumas jelek
b. Lamanya
penggatian oli
c. Kotoran
menyumbat padaswitch oli
d. Terjadinya
hubungan arus pendek
e. Kwantitas oli
kurang
|
c. Filter Oli
Tersumbat
No
|
Permasalahan
|
Ciri-ciri
|
Penyebab
|
1
|
Filter oli tersumbat
|
a) Filter
oli rusak (Pecah)
b) Tingkat
kekencangan pada dudukan filter oli kurang kuat
|
a. Jumlah
oli kurang
b. Tercampurnya
oli dengan air sistem pendingin
c. Kwalitas oli
jelek
d. Kwantitas oli
kurang
e. Banyak
kotoran (gram) yang menyumbat padafliter oli
|
d. Pompa
Oli Rusak
No
|
Permasalahan
|
Ciri-ciri
|
Penyebab
|
Pompa oli rusak
|
a. Mesin
panas
b. Muncul
suara berisik pada mesin
c. Tenaga
berkurang
d. Bahan
bakar boros
e. Mesin
sulit hidup
|
a. Banyak
kotoran (gram) yang menyumbat pada pompa oli
b. Terjadi
keausan pada komponen pompa oli
c. Saluran
sirkulasi menyempit
d. Penggunaaan
jenis pelumas tidak sesuai
e. Oli
pelumas dan air sistem pendingin bercampur
f. Perakitan
pompa oli tidak rapat
|
e. Sirkulasi oli pelumas tidak sempurna
No
|
Permasalahan
|
Ciri-ciri
|
Penyebab
|
|
Sistem Sirkulasi aliran oli pelumas tidak lancar
|
a. Lampu
mindikator menyala
b. Suara
mesin kasar
c. Bahan
bakar boros
d. Tenaga
mesin berkurang
|
a. Keausan
pada pompa oli
b. Filter
oli rusak
c. Volume
oli berkurang
d. Kebocoran
pada bak oli( carter)
e. Banyak
sisa-sia serbuk besi(Kotoran) yang menyumbat
f. Oli
pelumas membeku
g. Tingkat
kekentalan oli pelumas tidak standar
h. Pemasangan
nok distributor tidak tepat pada nok pompa oli
|
2.2 Penjelasan Dan
Upaya Perbaikan Tentang Kerusakan
a. Lampu
Indikator mati
Berdasarkan buku Pedoman
Reparasi Mesin Seri K P.T Toyota, lampu indikator berfungsi sebagai sinyal
lampu untuk mengetahui berjalan atau tidaknya sistem aliran pelumas. Jadi para
pengguna mobil untuk komponen ini menjadi hal penting, sebab sebuah pelumasan
pada mesin haru bekerja dengan baik. Penyebab matinya sebuah lampu indikator
oli sangat beraneka bisa di sebabkan karena mungkin soket penghubung arusnya
kendor karena sebuah medan jalan yang tidak stabil membuat soket menjadi
kendor. Terkadang switch oli rusak karena usia komponen ini
dapat dipastikan tidak lama. Yang jelas penyebab matinya lampu indikator adalah
berhubungan dengan arus listrik. Solusi untuk perbaikannya yaitu dengan
diganti, sebab komponen ini sekali pakai.
b. Switch Oli
mati
Komponen yang berkontraksi
langsung dengan minyak ini berfungsi sebagai saklar. Penjelasan singkatnya
adalah komponen ini sebagai penghubung sinyal ke lampu indikator. Jadi
jika oli mengalir dengan baik switch oli akan terlewati,
sehingga pengemudi dimudahkan untuk mengetahui kinerja oli. Penyebab matinya
sebuah switch oli terkadang besar kemungkinan dari kualitas
olinya. Jika jenis olinya untuk kekentalanya lebih tinggi, maka switch oli
akan bekerja keras dengan waktu pemakain yang lama switch akan
rusak.
c. Filter
Oli Tersumbat
Komponen ini berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan menahan
serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalan-bantalan (bearing)
atau bagian mesin lainnya. Kerusakan komponen disebabkan dari penggantian yang
sangat lama sehingga kotoran sedikir demi sedikit akan berkumpul di dalam filter oli,
berakibat komponen ini tersumbat. Alirannya pun tidak lancar akan berefek
dengan komponen lainnya terganggu. Pada standar penggantian filter oli
yaitu 5000 km supaya filter selalu bekerja dengan baik.
d. Pompa
Oli Rusak
Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan)
kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Ada 2
model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear dan
tipe external gear) dan (b) Model Trochoid yang
dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang digerakkan). Untuk jenis
kijang 4K tipe penggunaan pompa oli yaitu menggunakan Model Trochoid yang
dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang digerakkan) jadi
pelumasannya pun sangat sempurna semua bagian dapat terlumasi sebab daya
tekanan ini sangat tinggi. Kerusakan pompa oli jenis ini karena keausan pada
bagian dalam dari pompa sehingga pompa pada saat beropersi tidak dapat
mengambil oli dari bak oli.
e. Sistem
Sirkulasi Aliran Oli Pelumas Tidak Lancar
Pelumasan yang tidak sempurna karena kurangnya perhatian terhadap
pelumasan dapat berakibat fatal terhadap mesin. Akibat yang ditimbulkan adalah :
1. Tenaga mesin atau motor akan berkurang karena energinya banyak terbuang untuk melawan gaya
gesek yang terjadi.
2. Motor akan cepat
panas dan berisik.
3. Komponen sistem
pelumasan menjadi cepat rusak.
4. Kerja mesin tidak
stabil karena berputar tidak lancar.
5. Mesin sering
mati mendadak karena terjadi kemacetan dengan tiba-
tiba.
tiba.
Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi diatas dapat dicegah dengan memperhatikan mesin terutama mengenai :
1. Kekentalan minyak pel;umas atau oli yang digunakan harus sesuai spesifikasi
yang ada.
2. Waktu penggantian dan pengontrolan minyak pelumas yang
tepat
(tidak terlambat dari waktu yang ditentukan).
(tidak terlambat dari waktu yang ditentukan).
3. Apabila terjadi pelumasan yang tidak sempurna maka
harus segeradiatasi dengan mengadakan
pengecekan komponen sistem pelumasan
2.3 Kesimpulan
Tentang Kerusakan
Dalam kerja sebuah mesin
meliputi berbagai sistem, dari sistem bahan bakar, sistem pendingin, dan sistem
pelumas karena dalam kerja mesin terdapat sistem pelumas dan sangat berperan
penting, maka sistem pelumas pun perlu perawatan yang intensif supaya kerja
dari sistem pelumas tetap baik.
Apabila sistem pelumas tidak
terawat dengan baik kinerja mesin pun akan berkurang bahakan akan berefek
terjadi kerusakan pada komponen mesin lainnya. Setelah penulis mengamati
banyaknya permasalahan yang terjadi pada sistem pelumas di antaranya meliputi
kerusakan pada komponen-komponen sistem pelumasan dari mulai karter,
pompa oli,filter oli, switch oli, dan aliran oli
minyak pelumas serta perapat oli pada komponen mesin.
3. Metode
Praktis Dalam Membuat Jadwal Perawatan
Sistem penjadwalan yang baik akan menunjang
kelancaran dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Karena itu jadwal harus dibuat
oleh orang yang cermat dalam mempertimbangkan segala sesuatunya yang berkaitan,
karena tugasnya adalah menyiapkan susunan pekerjaan, menetapkan waktu dan saat
penyelesaian, membuat rencana kerja dan sebagainya.
Dalam hal ini, perlu disusun semua pekerjaan
yang akan dilakukan, kecuali pekerjaan yang terjadi mendadak. Dengan demikian,
secara umum tidak ada pekerjaan yang dilakukan tanpa dibuat rencananya terlebih
dahulu. Perencana yang dibuat adalah mengenai informasi seperti nomor order
pekerjaan, pemberian kode, nomor mesin, lokasi, waktu pelaksanaan dan semua
kontrol yang menunjukkan waktu. Untuk perbaikan yang dilakukan
mendadak, foreman harus dapat menentukan dengan cepat tentang
apa yang perlu dikerjakan dan dapat dilakukan selama mesin mengalami kemacetan.
Material yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut sedapat mungkin disiapkan
pada lokasi yang terpisah dari tempat kerja, tetapi memungkinkan persediaannya
secara cepat.
Sebagai sarana penunjang dalam pekerjaan
perawatan perlu juga disediakan chart (bagan) sebagai peta
perencanaan aktivitas yang biasa digunakan untuk jangka panjang. Chart yang
dipakai ini dapat dipasang pada papan jadwal. Daftar pada papan jadwal secara
visual harus mudah diperiksa untuk menyediakan tenaga kerjanya. Hal ini juga
untuk memberitahukan kepada perencana proyek atau pengawas sehingga dapat
memeriksa semua pekerjaan dengan cepat.
3.1 Chart Gantt
Banyak jenis chart yang digunakan di industri,
semuanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan dari berbagai fungsi. Chart
adalah termasuk suatu alat bantu peraga yang dapat memberikan informasi melalui
proses komunikasi.
Chart gantt adalah suatu peta perencanaan program
kerja dalam bentuk grafik blok yang pada mulanya diperkenalkan oleh seorang
sarjana Amerika, Henry L. Gantt (1861-1919). Chart ini dibuat dengan bentuk
basis empat persegi panjang, semua aktivitas pekerjaan yang dirancang diurutkan
ke bawah secara terpisah di sebelah kiri garis vertikal. Sedangkan untuk
penunjukan waktunya diurutkan memanjang dari kiri ke kanan secara horisontal.
Unit waktu menunjukkan lamanya program kerja yang direncanakan, dan pada
prakteknya biasa ditentukan berdasarkan waktu harian atau mingguan.
Contoh 1. Ilustrasi dari penggunaan chart gantt untuk
penjadwalan pekerjaan overhaul pabrik, disusun sebagai berikut:
Semua aktivitas dari program kerja yang telah disusun
dapat dilihat pada gambar 1.
Dari
chart pada gambar 1, dapat diperoleh informasi seperti berikut:
Chart dapat berguna untuk memberi keterangan, namun
dalam pemakaiannya tidak selalu mampu menanggulangi segala persoalan yang
timbul. Dalam chart ini tidak ditunjukkan secara jelas adanya faktor yang
saling ketergantungan dari berbagai aktivitas yang satu dengan lainnya. Untuk
membantu mengatasi keterbatasan tersebut, dapat memungkinkan diterapkan sistem
berangkai guna menghubungkan berbagai aktivitas yang saling berkaitan.
Pemakaian cara yang lebih baik ditunjukkan oleh contoh 2 (gambar 1).
Gambar
1. Penggunaan chart Gantt.
Pada contoh 2, banyaknya aktivitas, lamanya waktu,
saat mulai dan selesainya sama seperti yang diberikan contoh 1, tetapi kejadian
dalam contoh 2 menggunakan sistem perangkai yang diterapkan pada chart. Dengan
adanya tambahan informasi tersebut, kini dapat lebih nyata dalam aplikasinya.
•
Aktivitas A harus selesai sebelum aktivitas B dimulai.
•
Aktivitas B harus selesai sebelum aktivitas C dimulai.
•
Aktivitas D harus selesai sebelum aktivitas C dimulai.
•
Aktivitas E harus selesai pada waktu aktivitas C selesai 2/5 bagian.
•
Aktivitas F harus selesai sebelum aktivitas E dimulai, tetapi dalam keadaan ini
terpisah satu minggu antara selesainya aktivitas F dan mulainya aktivitas E.
Dalam hal ini penyelesaian untuk aktivitas F tidak sekritis seperti pada
penyelesaian aktivitas A, B, D dan E.
• Aktivitas F dan G harus dimulai secara bersamaan.
Penyelesaian aktivitas G tidak ditentukan selama
waktunya tidak melebihi masa penyelesaian proyek, yaitu pada akhir minggu
ke-15.
Aktivitas A, B dan C masing-masing berjalan secara
langsung dan berurutan membentuk suatu rangkaian aktivitas yang
berkesinambungan dari saat mulai sampai selesainya tugas proyek.
Jadi jadwal yang ketat secara penuh harus diikuti oleh
ketiga aktivitas yang sangat dipentingkan, sehingga tidak terjadi pemisahan
waktu. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya perpanjangan waktu dalam
penyelesaian proyek yang telah ditentukan. Dalam jaringan kerja ini, A, B dan C
dikategorikan sebagai aktivitas yang kritis, oleh karenanya perlu dibuat jadwal
kritisnya. Sedangkan pengaturan jadwal untuk aktivitas D, E, F dan G dapat
dibuat lebih leluasa selama masih dalam batas waktu luangnya.
Walaupun contoh 1 dan contoh 2 mempunyai kesamaan
aktivitas dan alokasi waktu penyelesaian, namun dengan adanya perangkaian pada
chart (contoh 2) dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam perencanaan atau
pengontrolan proyek.
3.2 Proyek Perencanaan Sumber Daya
Misalkan suatu proses terdiri dari lima unit utama
yang saling berhubungan, harus dihentikan untuk dilakukan perawatan, perbaikan
dan modifikasi. Personil yang melakukan pekerjaan ini ditugaskan dari pusat
bagian perawatan, setiap personil hanya dapat melakukan tugas menurut
keahliannya masing-masing. Personil yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah:
1 pekerja mekanik
1 pekerja listrik
1 pekerja instrumen
1 pekerja las
1 pekerja insulator panas
1 operator pembersihan kimia
Perkiraan alokasi waktu kerja (dalam hari) dari
masing-masing elemen pekerjaan pada tiap unit, dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Dalam penyelesaian pekerjaan, pada tiap akhir periode
ditambah satu hari untuk pemeriksaan semua unit secara serentak. Hal ini
dilakukan untuk menjamin bahwa:
a. Penyusunan urutan pekerjaan
pada tiap unit dapat saling menunjang.
b. Setiap tugas (elemen
pekerjaan), sekali dimulai dapat berlangsung terus tanpa terjadi pemisahan,
sehingga akan menghasilkan:
• Waktu yang
optimum untuk penyelesaian pekerjaan (overhaul) termasuk dengan melakukan
pemeriksaannya.
• Program kerja
dapat diterapkan pada tiap unit.
• Program kerja
untuk tiap unit melibatkan seluruh pekerja yang bersangkutan.
Prinsip dan prosedur yang sama dapat pula diterapkan
untuk sumber-sumber lainnya, misal dalam pengalokasian peralatan pabrik seperti
: kompresor, pesawat angkat, generator dan lain-lain yang biasa digunakan pada
setiap tempat.
Prosedur dalam mengalokasikan seluruh pekerjaan
perawatan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengkalkulasi waktu kerja total yang dibutuhkan
untuk overhaul pada tiap unit dengan cara menjumlahkan waktu dari masing-masing
elemen pekerjaannya.
Unit
A : 2 + 2 + 4 + 3 + 2 = 13 hari kerja
Unit
B : 2 + 6 + 4 + 4 = 16 hari kerja
Unit
C : 2 + 4 + 5 + 3 = 14 hari kerja
Unit
D : 3 + 3 + 3 + 2 = 11 hari kerja
Unit
E : 1 + 1 + 3 = 5 hari kerja
b. Mengkalkulasikan alokasi pekerjaan untuk tiap jenis
keahlian.
Pekerjaan
mekanik 15 hari kerja
Pekerjaan
listrik 12 hari kerja
Pekerjaan
instrumentasi 13 hari kerja
Pekerjaan
las 9 hari kerja
Pekerjaan
insulator panas 8 hari kerja
Pembersihan
kimia 2 hari kerja
c. Mempertimbangkan kedua hal tersebut di atas untuk
menentukan berapa lama waktu yang akan dibutuhkan.
Dalam
perencanaan ini, waktu overhaul yang dibutuhkan pada unit B adalah 16 hari
kerja. Jumlah waktu kerja dari unit B ini adalah yang terbanyak, oleh karenanya
diambil sebagai dasar dalam menentukan banyaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan. Seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan
perlu dilakukan pemeriksaan untuk menjamin kesiapannya, dan untuk ini
diperlukan waktu 1 hari. Dengan demikian waktu minimum mutlak yang dibutuhkan
untuk penyelesaian seluruh program perawatan tersebut tidak boleh kurang dari
16 hari + 1 hari (untuk pemeriksaan), jadi = 17 hari.
d. Merencanakan setiap unit pekerjaan pada blok chart
dengan skala yang tepat dan menganalisis urutan pekerjaan yang
akan dilakukan.
e. Menyusun program kerja.
Sebagai
langkah awal dapat direncanakan bahwa waktu minimum yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan adalah 17 hari. Sebenarnya cara ini dilakukan
untuk semua elemen pekerjaan pada unit B yang kritis, dan semua elemen
pekerjaan yang termasuk dalam unit A, C, D dan E harus disesuaikan susunannya
terhadap unit B. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2a.
Kalau pekerjaan tersebut tidak mungkin diselesaikan
dalam waktu 17 hari, maka jangka waktunya harus ditambah sehingga mencapai
optimum.
Gambar
2b adalah ilustrasi suatu program kerja yang lebih memadai dengan jumlah waktu
totalnya: 18 hari + 1 hari untuk pemeriksaan = 19 hari. Suatu cara pendekatan
dalam penyusunan program (gambar 2b) dapat dilakukan dengan mengatur beberapa
elemen pekerjaan sedemikian rupa tanpa merubah jumlah waktu yang telah
ditentukan pada program dasar.
f.
Dengan informasi yang dikutip dari program kerja, maka jadwal waktu untuk tiap
jenis pekerjaan dapat ditentukan susunannya (Gambar 2c).
Gambar
2a. Program kerja yang direncanakan
Referensi
:
https://dokumen.tips/documents/pengertian-perawatan-preventif-korektif.html
Supandi. Manajemen Perawatan
Industri. Ganeca Exact Bandung.
http://www.latarbelakang.com/2013/07/pengertian-perawatan-definisi-tujuan.html
Komentar
Posting Komentar
www.gunadarma.ac.id/
pendaftaran.gunadarma.ac.id/
baak.gunadarma.ac.id/