Langsung ke konten utama

4 Tempat Wisata Beda untuk Berakhir Pekan di Surabaya

Wahyu Setyo - detikTravel - Kamis, 15/10/2015 12:29 WIB

Surabaya - Surabaya punya banyak pilihan yang bisa traveler kunjungi untuk liburan akhir pekan. Tak hanya taman kota atau wisata kuliner saja, masih banyak tempat lainnya.

Jika biasanya traveler hanya tahu Taman Bungkul, saatnya mengenal destinasi wisata lain yang tak kalah keren di Surabaya. Ada patung Buddha 4 wajah, hingga kapal selam di tengah kota. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (15/10/2015), inilah 4 destinasi beda untuk berakhir pekan di Surabaya:

1. Patung Buddha Empat Wajah


(Budi Sugiharto/detikTravel)

Siapa bilang hanya Thailand yang punya patung Buddha dengan 4 wajah? Di Surabaya juga ada dan tak kalah ramai dikunjungi oleh wisatawan. Patung Buddha tersebut memiliki 4 wajah dan 8 tangan. Keren!

Letak patung Buddha ini berada di kawasan Pantai Ria Kenjeran, jaraknya hanya sekitar 9 km dari Kota Surabaya. Patung Buddha ini sangat mudah ditemukan, karena bangunannya yang tinggi dan dekat dengan Kelenteng Sanggar Agung. Dengan tinggi sekitar 36 meter, dan warna emas yang menyala, dan Patung Buddha ini sungguh menarik perhatian.

Begitu datang kemari, traveler akan langsung disambut oleh suasana yang asri. Di sekitarnya, terdapat taman-taman yang dipenuhi pepohonan yang rindang. Selain itu, ada juga patung gajah dan ruang meditasi di sekitar patung ini yang dapat digunakan untuk beribadah.

Traveler diperbolehkan memotret patung ini, serta berpose dengan patung Buddha 4 wajah sebagai latarnya. Meski Wisatawan dapat melihat patung ini dari dekat, tetap hormati umat Buddha lainnya yang sedang beribadah. Yuk, datangi destinasi ini saat akhir pekan di Surabaya!

2. Monumen Kapal Selam


(Aris Wisnanto/d'Traveler)

Akhir pekan ini bagi traveler yang berkunjung ke Surabaya, maka traveler bisa melihat hal-hal ajaib, seperti kapal selam yang terletak di tengah kota! Ya, inilah monumen Kapal Selam di Surabaya.

Monumen Kapal Selam, atau biasa disebut sebagai Monkasel oleh penduduk setempat, merupakan landmark kebanggaan orang Surabaya. Monkasel merupakan kapal selam asli yang pernah bertugas menjaga kedaulatan NKRI. Kapal yang sudah dimuseumkan ini dulunya bernama KRI PASOPATI dengan nomor lambung 410.

Ada beberapa ruangan di KRI Pasopati yang bisa dilihat oleh traveler. Salah satunya adalah Ruang Haluan Torpedo yang dipersenjatai dengan 4 torpedopropeller, yang juga bertindak sebagai penyimpanan untuk torpedo. Ada juga ruang komandan, ruang makan, ruang kerja, ruangan mesin diesel, kamar mesin listrik, dan ruangan torpedo untuk bagian buritan yang berisi 2 buah torpedo.

Dengan tiket masuk sebesar Rp 5.000, traveler bisa masuk dan menikmati suasana di dalam kapal selam yang sesungguhnya. Bisa foto-foto juga lho! Datangi saja destinasi ini untuk liburan yang berbeda di Surabaya.

3. House of Sampoerna


(Rangga/detikTravel)

Selanjutnya, di Surabaya juga ada destinasi wisata sejarah, dimana traveler bisa mempelajari sejarah panjang industri kretek di House of Sampoerna. Unik memang, namun layak untuk dicoba.

Jika biasanya museum konvensional mengangkat tema pahlawan atau tokoh terkenal, House of Sampoerna justru menyediakan informasi tentang sejarah kretek di Tanah Air. Diawali dari cerita tentang Liem Seeng Tee, sang pendiri Sampoerna yang bertahan hidup di Kota Pahlawan sebagai penjual kretek dalam gubuk sederhana dari bambu. Warung gubuk itu pun dihadirkan di museum ini dalam bentuk replika.

Cerita berikutnya dilanjutkan dengan ditampilkannya sepeda ontel antik. Konon, sepeda itu dipakai Liem untuk menjajakan kretek pertama kali dalam bentuk per batang.

Masih banyak fragmen cerita lain dalam bentuk replika dan diorama yang patut untuk disimak. Termasuk juga foto-foto koleksi, serta galeri seni, kafe, dan toko suvenir yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. House of Sampoerna terletak di Jl Taman Sampoerna 6, Surabaya. Untuk berkunjung ke museum ini, traveler tidak perlu mengeluarkan uang. Sebab, museum ini tidak memungut biaya.

4. Wisata Hutan Mangrove Wonorejo


(M Catur Nugraha/d'Traveler)

Terakhir, ada satu destinasi yang sangat fotogenik untuk diabadikan oleh mata kamera traveler. Apalagi kalau bukan wisata hutan mangrove Wonorejo yang menawarkan pemandangan hijau bak di belantara hutan Amazon.

Tak hanya Jakarta saja yang punya hutan mangrove keren, Surabaya juga tak mau kalah dengan hutan mangrove Wonorejo yang terletak di Jl Raya Wonorejo, Rungkut. Untuk mencapai Ekowisata Mangrove Wonorejo tidaklah sulit. Jika datang dari arah Suramadu, tinggal arahkan saja kendaraan melewati Jalan Ir H Soekarno.

Setelah melewati Jembatan Merr terdapat perempatan, beloklah kiri. Lalu ikuti saja jalan tersebut hingga nantinya ada petunjuk arah menuju Ekowisata Mangrove Wonorejo. Sesampainya di sana, ada tempat parkir luas yang mampu menampung banyak kendaraan roda dua dan empat.

Saat ini kondisi tempat wisata ini sudah jauh lebih baik. Tempat parkir, serta segala penunjang wisata seperti kolam pancing, pendopo, kantin, trek jogging, bahkan mangrove boat trip sudah tersedia.

Tiket masuk jogging treknya pun cukup murah, cuma Rp 2.000 saja. Sementara untuk mangrove boat trip dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 untuk orang dewasa, dan anak-anak hanya Rp 15.000 saja. Mau coba?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Rangkuman Sofskill Metodologi Penelitian

Tugas Softskill Rangkuman Jurnal tentang Sand Casing Proses logam dapat diartikan proses dari logam yang dicairkan, dituangkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui bagaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan. Logam pertama yang dicor adalah emas dan perak. Pengaruh Metode Pengecoran Terhadap Sifat-Sifat Mekanis pada baling-baling             Proses pembuatan baling-baling dapat dilakukan dengan pengecoran atau penuangan sand casting. Bahan yang digunakan untuk membuat baling-baling biasanya ada 2 yaitu aluminium atau kuningan, yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk mengetahui pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis yang dihasilkannya, terutama kekerasan dan laju perambatan retak, maka penelitian ini dilakukan. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah baling-baling bediameter 20” (51cm) ssebanyak 2 buah yang terbuat dari alumin

Tugas ISD 6 "Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota"

Masyarakat Desa Desa , atau  udik , menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan ( rural ). Di  Indonesia , istilah  desa  adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah  kecamatan , yang dipimpin oleh  Kepala Desa . Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di  Kalimantan Timur ,  Klèbun  di Madura,  Pambakal  di Kalimantan Selatan, dan  Kuwu  di  Cirebon , Hukum Tua di Sulawesi Utara. Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di  Sumatera Barat  disebut dengan istilah  nagari , di  Aceh  dengan istilah  gampong , di  Papua  dan  Kutai Barat ,  Kalimantan Timur  disebut dengan istilah  kampung . Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat dise

IBD Tugas 3 "MANUSIA DAN PENDERITAAN"

MANUSIA DAN PENDERITAAN A)     Pengertia Manusia Dan Penderitan Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyes