Metodologi Penelitian
Definisi Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian.
Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakikat penelitian dapat
dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk
melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan
tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui
sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
Kata metodologi (metodologi penelitian), dalam Bahasa
Inggris berasal dari dua kata yakni method dan logical. Method
(metode) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
1. cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.
2. sikap sekelompok sarjana terhadap
bahasa atau linguistik, misalnya metode preskriptif, dan komparatif.
Logical berarti sesuai dengan logika, benar
menurut penalaran dan masuk akal. Sedangkan penelitian dalam Bahasa Inggris
yaitu research. Re berarti kembali dan search berarti
pencarian. Jika digabungkan maka research berarti pencarian
kembali. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa metodologi penelitian
adalah cara-cara yang masuk akal untuk melakukan pencarian kembali. Dapat juga
dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah prosedur yang dipakai dalam
melakukan suatu penelitian, dapat mengenai langkah-langkah kerja atau urutan.
Sebelum melakukan penelitian,
seorang peneliti diharuskan menentukan terlebih dahulu tentang cara-cara atau
metode (atau metodologi
penelitian) yang akan digunakan. Hal ini disebabkan karena metodologi
tersebut akan menjadi semacam guidance dalam melakukan penelitian dari
awal sampai akhir. Bagaimana jika suatu penelitian meniadakan metodologi
penelitian? Maka yang terjadi adalah penelitian tersebut tidak mempunyai
prosedur dan hasilnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berikut adalah
langkah-langkah yang terdapat dalam lingkup metodologi penelitian adalah
pengidentifikasian masalah; perumusan masalah; pendekatan penelitian; penentuan
metode penelitian misalnya dengan menggunakan metode penelitian historis,
deskriptif, perkembangan atau development research, atau penelitian
tindakan dan lain sebagainya.
Prinsip Metodologi
Beberapa prinsip
metodologi oleh beberapa ahli, di antaranya:
A. Rene Descartes
Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6
(enam ) prinsip metodologi yaitu:
1. Membicarakan
masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki
oleh semua orang.
Akal sehat menurut
Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang
terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan
kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas
ilmiah maupun penelitian.
Descartes
mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang
dimaksud yaitu:
(a)
Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak
mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat
hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan
memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih daripada yang terpapar
dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi,
(b)
Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak
yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
(c)
Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling
sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit,
setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks dan dengan
mengandaikan sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak
mempunyai ketertiban baru.
(d)
Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan
tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu
pun yang ketinggalan.
(e)
Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis
metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.
3. Menyebutkan
beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai
berikut:
(a)
Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama
yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
(b)
Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun
yang paling meragukan.
(c)
Berusaha lebih mengubah diri sendiri daripada merombak tatanan dunia.
4. Menegaskan
pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita memang
dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan
diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan
kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala
sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam
keadaan ragu-ragu.
5. Menegaskan
perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas). Tubuh
(Res-Extensa) diibaratkan dengan
mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas
ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa
secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.
B. Alfred Julesayer
Dalam karyanya
yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi
adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1.
Verifikasi dalam arti yang ketat (strong
verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu
mendukung pengalaman secara meyakinkan
2.
Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan
sebagai pernyataan yang mengandung makna
3.
Ayer menampik kekhawatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena
pernyataan-pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan
yang MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran
tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.
C. Karl Raimund Popper
K.R. Popper
seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi
berupa sifat pembenaran (justification)
terhadap teori yang telah ada. K.R. Popper mengajukan prinsip verifikasi
sebagai berikut:
1.
Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan
kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat
hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu
terbuka untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2.
Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan
(observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki. Pengamatan
yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum yang
dirumuskan menjadi hipotesis. Selanjutnya hipotesis itu dikukuhkan dengan cara
menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesis yang berhasil
dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara
kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu
dapat dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
3.
K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA BILITAS, yaitu bahwa sebuah
pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya sebuah hipotesis, hukum,
ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh belum ada ditemukan
kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada pernyataan bahwa
semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup ditemukan
seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan
lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesis
dapat bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesis tersebut
semakin diperkukuh.
Mengenal Metodologi Penelitian
Sains
adalah sebuah sistem yang menggunakan pendekatan yang sistematis
untuk mempelajari alam semesta. Salah satu aspek penting dari sains yang
harus dimiliki oleh setiap teori di dalamnya adalah bahwa semua informasi
yang dijabarkan itu harus berlandaskan pada data dan dapat diulang melalui
observasi atau eksperimen oleh peneliti lainnya.
Konsekuensi bahwa
“informasi dalam sains itu harus berdasarkan pada data” adalah bahwa
informasi yang tidak bisa diamati menggunakan panca indra itu tidak
bisa dimasukkan ke dalam ranah sains. Sedangkan konsekuensi bahwa
“informasi dalam sains itu dapat diulang melalui observasi atau eksperimen
oleh peneliti lainnya” adalah bahwa setiap informasi dalam sains itu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ada sebagian sumber yang menyebutkan aspek terakhir ini dengan
redaksional “dapat dihasilkan melalui observasi atau eksperimen di tempat
dan waktu yang berbeda.” Namun, sebagaimana kita hanya bisa meneliti
burung Cicinnurus Respublica di pulau Waigeo dan Batanta di Papua Barat
dan tidak di pulau-pulau selainnya, maka demikian pula kita katakan bahwa
redaksional “dapat diulang di tempat dan waktu yang berbeda” tersebut
tidaklah tepat.
Oleh karena proses
observasi dan eksperimen dalam sains itu harus bisa dibandingkan antara
peneliti yang satu dan para peneliti lainnya, serta setiap peneliti harus
mampu menghindari preferensi pribadi, sosial, dan pengaruh lainnya dalam
merumuskan teori sains, kita membutuhkan sebuah metodologi agar
semua aspek ini terpenuhi, yang dikenal dengan istilah metodologi sains
atau metodologi penelitian.
Berikut ini adalah
beberapa prinsip penting yang ada dalam metodologi penelitian. Bidang yang
berbeda bisa jadi mengemas metodologi penelitiannya dalam redaksional yang
berbeda, namun pada hakikatnya elemen penting dari setiap metodologi
tersebut adalah sama.
1. Membuat observasi
Pertama, kita
harus memiliki pengetahuan yang memadai terlebih dahulu tentang suatu
topik sebelum memulai penelitian di dalamnya. Observasi ini bisa
jadi dilakukan melalui pengamatan indrawi atau melalui studi literatur
untuk mengetahui apa yang telah dicapai oleh ilmuwan sebelumnya dalam
topik tersebut.
Misal, seseorang
yang hendak meneliti tentang hubungan antara hambatan listrik sebuah
material dan suhu harus mulai melakukan studi literatur dalam topik ini untuk
mengetahui level pengetahuan termutakhir yang dimiliki kalangan
ilmuwan dalam masalah ini.
Kemudian, ingat
bahwa orang yang tidak pernah terpikirkan tentang suatu topik itu tidak
akan pernah memulai penelitian dalam topik tersebut. Teori relativitas khusus yang
ditemukan oleh Albert Einstein dapat dicetuskan olehnya setelah
dia melakukan observasi yang tepat dalam masalah ini, yaitu ketika dia
bertanya, “Apa yang akan kita lihat jika kita bergerak bersama-sama dengan
berkas cahaya?” Orang lain yang tidak pernah terpikirkan hal ini tentu
tidak akan bisa mencapai apa yang telah dicapai oleh Einstein. Inilah
pentingnya langkah awal dari metodologi penelitian ini, yaitu observasi.
Jika kita tidak bisa mendapatkan ide segar untuk memulai sebuah observasi,
maka banyak membaca literatur adalah sebuah awalan yang baik untuk
memperluas wawasan observasi kita.
2. Mengajukan pertanyaan
Setelah
observasi dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah mengajukan pertanyaan
terkait observasi tersebut. Misal, seseorang yang melakukan
observasi tentang hubungan hambatan listrik dan suhu di atas dapat
menanyakan pertanyaan berikut:
- Apa hubungan antara hambatan listrik dan suhu?
- Bagaimana cara untuk mengetahui hubungan antara keduanya tanpa memasukkan variabel lain?
Kemudian, seiring
dengan penelitian untuk menjawab pertanyaan di atas, beberapa pertanyaan
baru bisa jadi terlintas, misalnya:
- Apakah semua material memiliki hubungan yang sama antara hambatan listrik dan suhu?
- Apakah hubungan hambatan listrik dan suhu yang telah saya dapatkan ini berlaku untuk semua rentang suhu atau hanya untuk rentang suhu tertentu saja?
Dari
pertanyaan-pertanyaan inilah observasi yang dia lakukan sebelumnya
(yang masih dalam taraf pengamatan dan studi literatur) dapat berubah
menjadi sebuah aksi penelitian yang nyata.
3. Merumuskan hipotesis
Setelah pertanyaan
riset dibuat, selanjutnya kita dapat merumuskan hipotesis tentangnya.
Hipotesis adalah sebuah kalimat yang berisi pandangan awal kita
(atau kalangan ilmuwan) tentang sebuah pertanyaan riset. Misal, dalam
contoh hambatan listrik dan suhu di atas, kita dapat membuat sebuah
hipotesis, “Hambatan listrik akan meningkat jika suhu meningkat.” Namun,
perhatikan bahwa hipotesis itu berbeda dengan sekedar dugaan. Sebuah
hipotesis harus berdasarkan pada studi literatur yang telah kita lakukan
sebelumnya di tahap observasi.
Selain itu, sebuah
hipotesis yang baik harus berisi informasi yang jelas dan spesifik, serta
dapat diuji kebenarannya. Contoh hipotesis yang buruk adalah,
“Hambatan listrik akan bernilai konstan di suhu yang lebih tinggi dari
ratusan ribu Kelvin.”
Selain terdapat
ketidakjelasan pada frase “di suhu yang lebih tinggi dari ratusan
ribu Kelvin,” hipotesis ini juga tidak dapat diuji kebenarannya secara
praktikal (paling tidak untuk saat ini).
4. Melakukan eksperimen
Proses selanjutnya
adalah kita dapat menguji hipotesis ini dengan melakukan eksperimen. Ada
eksperimen yang memiliki output berupa data kualitatif, ada juga yang data
kuantitatif. Dalam contoh kasus kita, yaitu hambatan listrik versus
suhu, data yang kita dapatkan dari eksperimen haruslah berupa data
kuantitatif.
Namun, perhatikan
bahwa data yang diperoleh dari eksperimen itu tidak akan terlepas dari
kesalahan atau error. Error ini ada yang bersifat acak (random), ada pula
yang bersifat sistematik. Maksud error yang bersifat acak adalah bahwa
bisa jadi ada faktor lain, misalnya pengaruh lingkungan sekitar alat
eksperimen, yang mempengaruhi eksperimen kita sehingga data yang
didapatkan terkadang lebih tinggi atau lebih rendah dari yang sebenarnya.
Error jenis ini tidak bisa dihilangkan, namun bisa diminimalisir.
Sedangkan error yang bersifat sistematik adalah kesalahan data yang
cenderung menuju satu arah. Jika data yang kita peroleh selalu lebih
tinggi dari yang sebenarnya, maka ada error sistematik yang terjadi
pada eksperimen kita. Error jenis ini dapat dihilangkan dengan mencari
tahu penyebab terjadinya.
Selama kita
melakukan eksperimen, pertanyaan baru bisa jadi muncul (lihat point 2)
sehingga beberapa aspek eksperimen kita harus disesuaikan
untuk mengakomodasi hal tersebut. Dengan demikian, semakin lama pertanyaan
yang kita ajukan dalam penelitian kita akan menjadi semakin tajam dan
semakin mengarah pada inti masalah yang hendak dicari solusinya melalui
eksperimen. Jadi, jangan berpikir bahwa metodologi penelitian itu adalah
sebuah proses satu arah saja.
5. Menganalisa data dan menarik kesimpulan
Ketahuilah bahwa
data-data yang diperoleh dari eksperimen itu adalah amunisi kita untuk
menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Dengan mengolah
data-data tersebut sesuai dengan kaidah analisa data yang benar,
kita selanjutnya dapat menarik kesimpulan dan membandingkannya dengan
hipotesis. Apakah hipotesis yang telah kita buat sebelumnya itu teruji
benar atau salah?
Kemudian, kita
harus mempublikasikan hasil penelitian kita agar potensi kesalahan dalam
penelitian yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dapat
diketahui. Melalui proses evaluasi yang dilakukan oleh peneliti lain, kita
dapat mengetahui lebih lanjut seberapa valid hasil penelitian kita.
Langkah-langkah
metodologi penelitian di atas sebenarnya tidak harus dilakukan oleh kita
semuanya. Terkadang kita hanya melakukan langkah observasi, hipotesis, dan
merancang eksperimen yang sesuai, tanpa melakukan eksperimennya sendiri. Terkadang
pula kita tinggal langsung mengambil hipotesis yang dicetuskan
oleh peneliti lain, lalu membuat eksperimen untuk menguji hipotesis
tersebut. Atau, terkadang eksperimen orang lain pun kita ulangi untuk
membuktikan apakah hasil eksperimennya dapat diulang atau tidak.
Penggolongan Metode Penelitian di lihat dari Tingkat Eksplanasi
Terdapat banyak
jenis metode jika kita lihat dari tingkat eksplanasi maka dapat metode
penelitian dapat kita golongkan menjadi tiga (3) yaitu :
1.
Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan nilai-nilai
suatu variabel;
2.
Penelitian
komperatif adalah penelitian yang diadakan untuk membandingkan
variabel-variabel penelitian dan terakhir adalah
3.
Penelitian
asosiatif atau penelitian hubungan maksudnya adalah penelitian yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih.
Metode penelitian
jika dilihat dari analisis dan jenis data maka dapat dikelompokkan menjadi dua
(2) jenis penelitian yakni :
1.
Penelitian
kualitatif dan
2.
Penelitian
kuantitatif.
Sedangkan jika
dilihat dari metodenya terdapat delapan jenis yaitu :
1.
Penelitian
survey, penelitian yang dilakukan dalam sebuah populasi dengan tujuan menemukan
hubungan antar variabel atau distribusi;
2.
Penelitian
ex-post facto, penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab
yang memicu terjadinya suatu peristiwa;
3.
Penelitian
eksperimen, penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengaruh antar variable;
4.
Penelitian
naturalistic, penelitian yang digunakan untuk meneliti objek alami;
5.
Policy
research,
yang bertujuan meneliti masalah sosial;
6.
Action
research,
penelitian yang bertujuan untuk menemukan metode atau cara yang paling efektif;
7.
Penelitian
evaluasi; dan
8.
Penelitian
sejarah.
Dilihat dari
tujuannya penelitian dikelompokkan menjadi beberapa bagian antara lain:
1.
explorative
research
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ilmu pengetahuan yang baru;
2.
development
research
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah
ada;
3.
verificative
research
adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari ilmu pengetahuan
yang sudah ada;
4.
historical
research
adalah penelitian yang menggambarkan ilmu-ilmu yang telah ada, prosesnya
meliputi penyelidikan, pencatatan, analisis dan interpretasi dari kejadian yang
telah ada dengan tujuan menemukan generalisasi;
5.
descriptive
research
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hal yang terjadi saat
ini;
6.
experimental
research
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang terjadi jika
variabel tertentu dikontrol secara tertentu.
Kesimpulan
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan
digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan analisis
teoretis mengenai suatu cara atau metode.
Kata metodologi (metodologi penelitian), dalam Bahasa
Inggris berasal dari dua kata yakni method dan logical.
Sumber
Komentar
Posting Komentar
www.gunadarma.ac.id/
pendaftaran.gunadarma.ac.id/
baak.gunadarma.ac.id/