Langsung ke konten utama

STANDAR MANAJEMEN

Standar Manajemen


3.1       Pengertian Standar Manajemen


Standar manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta keuangan. Namun pengertian standar manajemen akan lebih spesifik jika menjadi standar manajemen mutu, untuk mendukung standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka hadirlah Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu Internasional Organization for Standardization (ISO) berperan sebagai badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional setiap negara

ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148 negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah ISO menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat.

Proses sertifikasi untuk persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah diakui sebagai suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan produktifitas perusahaan dan juga sebagai pembanding terhadap hasil kerja dan pencapaian keunggulan bisnis. Yang dimaksud mutu disini adalah gambaran dan karakteristik konsumen atau pelanggan dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang di tentukan.

Dari uraian di atas maka sangat penting sebagai mahasiswa teknik mesin untuk mengerti dan memahami standar manajemen mutu karena standar manajemen mutu sangat berperan penting terhadap kualitas produk atau output dari suatu perusahaan. Pemahaman standar manajemen mutu yang bertarap internasional juga tentunya akan berpengaruh pada pola berpikir dan cara bekerja mahasiswa di dunia industri, diharapkan mahasiswa akan memiliki kualitas yang setarap kualitas internasional tentu akan mampu bersaing dan menghasilkan output yang sangat berkualitas.

3.2       Macam – macam Standar Manajement

1.    Standar Kualitas Internasional atau ISO 9000

Kualitas secara global sangat penting sehingga dunia bersatu menciptakan kualitas, ISO 9000. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi.

Sertifikasi ISO 9000

Untuk memiliki sertifikat ISO 9000, suatu organisasi harus melalui proses selama 9 hingga 18 bulan yang mencakup dokumentasi prosedur kualitas, penilaian lapangan, dan serangkaian audit yang terus berjalan terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya

Manfaat ISO 9000:

a.         Aspek Konsistensi Pelaksanaan dan Pengawasan

·         Memberikan pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu.

·         Memastikan konsistensi untuk memelihara mutu produk/jasa.

·         Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu

·         Aspek Pengendalian Pencegahan

o   Menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi mutu

o   Mendokumentasikan prosedur secara baik dalam menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa atau pabrik/industry

o   Menerapkan sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu internal dan tinjauan manajemen yang berkelanjutan

o   Aspek Pertumbuhan dan Pengembangan

-       Sebagai sarana pemasaran

-       Dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan kosumen / pelanggan

-       Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan

-       Dapat meningkatkan produktifitas mutu jasa/produk

-       Dapat memberikan pelatihan yang sistematik kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik

-       Mengantisipasi tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan bersama

-       Sebagai dasar/pondasi yang mantap untuk pengembangan mutu selanjutnya menuju manajemen mutu terpadu

Prinsip Manajemen Mutu ISO 9000

Prinsip 1: Fokus Pada Pelanggan

Organisasi tergantung pada pelanggan mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi harapan pelanggan

Prinsip 2: Kepemimpinan

Pimpinan puncak organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Prinsip 3: Pelibatan Orang

Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi

Prinsip 4: Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses mengubah masukan (input) terukur kedalam keluaran (output) terukur melalui sejumlah langkah berurutan yang terorganisasi.

Prinsip 5: Pendekatan Sistem Pada Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Prinsip 6: Perbaikan Berkesinambung

Perbaikan berkesinambung dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Perbaikan berkesinambung didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan/atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Perbaikan berkesinambung membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang progresif, merespon perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sehingga akan menjamin suatu evolusi dinamis dari sistem manajemen mutu.

Prinsip 7: Pendekatan Fakta Pada Pengambilan Keputusan

Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu.

Prinsip 8: Hubungan Yang Saling Menguntungkan Dengan Pemasok

Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah. ISO memperbaharui standarnya pada tahun 2000 menjadi lebih seperti sistem manajemen kualitas yang lebih terperinci dan disebut ISO 9001:2000.

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas,  yaitu

a.         Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

b.         Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

c.         Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).

d.         Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Manfaat Program TQM

TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi. Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:

a.         Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.

b.         Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.

c.         Kepuasan pelanggan terjamin.

Dan Manfaat TQM bagi institusi adalah

a.         Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan

b.         Staf lebih termotivasi

c.         Produktifitas meningkat

d.         Biaya turun

e.         Produk cacat berkurang

f.          Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:

a.         Pemberdayaan

b.         Lebih terlatih dan berkemampuan

c.         Lebih dihargai dan diakui

Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang akan datang adalah

a.         Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)

b.         Membantu terciptanya tim work

c.         Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan

d.         Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan

e.         Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM


Six Sigma

Six Sigma pada dasarnya adalah pendekatan data-driven yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas output yang mungkin suatu produk atau jasa. Untuk mencapai hal ini Six Sigma kebanyakan berfokus pada peningkatan proses bisnis dengan menganalisis proses yang ada dan mengidentifikasi perubahan yang dapat dibuat untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi. Six Sigma membantu dalam mencapai hasil yang diinginkan karena meletakkan tekanan pada penggunaan alat-alat statistik dan teknik yang didasarkan pada logika suara bukan pendapat pribadi atau keyakinan.

Six Sigma Proses

Untuk mendapatkan ide yang adil tentang Six Sigma konsep mari kita mempelajari pernyataan di atas dalam konteks proses bisnis yang sebenarnya. Sebagian besar dari proyek Six Sigma cukup besar ditandai dengan beberapa tujuan dan sasaran. Untuk keberhasilan pelaksanaan Six Sigma Black Belt harus memecah proyek ke dalam proyek dikelola lebih kecil yang selanjutnya dapat dibagi secara internal. Hal ini memungkinkan Sabuk Hitam untuk memahami rincian rumit proses tertentu yang tidak mungkin mungkin terjadi jika proyek itu tidak dibagi menjadi proyek-proyek kecil.

Dengan menggunakan alat statistik dan teknik pada tahap ini para Black Belt dapat mengambil keputusan yang lebih baik tentang perubahan yang dapat dibuat untuk meningkatkan kualitas. Namun ini bukan akhir dari suatu proses implementasi Six Sigma sebagai proses juga harus memastikan bahwa standar kualitas yang dicapai dipertahankan. Untuk menjaga standar kualitas sistem kontrol yang diletakkan di tempat yang mengukur kualitas secara teratur dan melaporkan setiap penyimpangan yang mungkin terjadi.





2.    Sistem Manajemen OHSAS 18001:1999

Karakteristik dan spesifikasi dari OHSAS memberikan persyaratan pada sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja(OH&S- Occupational Health & Safety), agar organisasi memungkinkan untuk mengendalikan risiko pada OH&S serta memperbaiki kinerjanya. Namun demikian dalam petunjuk ini kriteria unjuk kerja keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus, atau spesifikasi yang rinci untuk perancangan sistem manajemen tidak ditentukan. Spesifikasi OHSAS tersebut berlaku secara umum dan dapat diterapkan untuk semua organisasi dimana  jangkauan penerapannya bergantung pada faktor faktor kebijakan OH&S organisasi, sifat kegiatan serta resiko dan tingkat kerumitan operasi. Spesifikasi yang diberikan berguna bagi organisasi, antara lain untuk:

•            Menetapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk menghilangkan atau memperkecil resiko  pada karyawan atau pihak lain yang terlibat.

•            Menerapkan, memelihara dan selalu memperbaiki sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.

•            Mendapatkan sertifikasi atau akreditasi manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang diterapkan.

Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut, terdapat beberapa pengertian atau istilah yang perlu dipahami. Pengertian kesehatan dan keselamatan dapat dibedakan dalam dua cara. Keselamatan cenderung berkaitan dengan situasi yang menyebabkan sakit/luka atau lebih terokus pada kecelakaan akibat kondisi akut (mendadak atau  parah). Sedangkan kesehatan berkaitan dengan situasi yang menyebabkan penyakit atau memfokuskan pada kondisi buruk yang terjadi lebih lamban, misalnya dampak rancangan sistem kerja yang tidak baik. Pengertian lain yang cukup  penting yaitu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari sistem manajemen menyeluruh yang memungkinkan manajemen resiko K3 yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Hal ini mencakup struktur organisasi,  perencanaan, praktik, prosedur, tanggung jawab,  penerapan, pencapaian tujuan serta peninjauan dan  pemeliharaan kebijakan K3 organisasi. Pedoman dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan yang baik terbukti mampu mengurangi resiko terjadinya kecelakaan, melindungi pekerja dan aset perusahaan/ organisasi serta ikut menjamin keberlangsungan organisasi. Prinsip dasar dalam  penyusunan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja meliputi beberapa unsur berikut:

a.         Komitmen dari manajemen: Budaya keselamatan dan kesehatan yang positif  perlu diterapkan dan ini hanya dapat dilakukan apabila ada komitmen dari para manajer senior dan mengkomunikasikan komitmen ini kepada semua personil di  perusahaan.  

b.         Penilaian awal kondisi yang ada: Organisasi yang ingin menetapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus melaksanakan penilaian awal terhadap manajemen dan operasi yang diterapkan untuk identifikasi potensi  bahaya dan pengendaliannya.

c.         Organisasi dan tanggung jawab: Pemimpin yang aktif dan mempunyai visi, serta tanggung jawab semua  personil sesuai dengan tugasnya perlu didefinisikan dengan jelas utuk menjaga diri mereka sendiri dan rekan kerja. Tujuannya selain untuk mencegah kecelakaan juga untuk meningkatkan motivasi pekerja agar selalu mempraktikan keselamatan.

d.         Perencanaan : Sistem harus direncanakan dan dikomunikasikan agar resiko yang muncul bisa dikurangi. Bahaya dan  pengendaliannya perlu diidentifikasi menggunakan tanda peringatan dan instruksi. Pengendalian keselamatan dan kesehatan sebaiknya tidak dipisahkan dari prosedur kendali untuk aktivitas tersebut.

e.         Implementasi: Ukuran pengendalian dan praktik kerja yang aman perlu ditekankan dan harus menjadi bagian rutin dari aktivitas yang dilakukan. Manajemen harus memberikan contoh dan menjamin bahwa kendali keselamatan telah diterapkan secara efektif.

f.          Pengukuran kinerja: Pengukuran kinerja dari sistem sebaiknya dilakukan dan diperbandingkan  berdasarkan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Pemantauan kinerja oleh organisasi lain dapat dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada jenis bahaya dan  pengendalian yang digunakan.

g.         Audit dan review terhadap kinerja: Komitmen terhadap perbaikan dan  penyempurnaan yang berkelanjutan merupakan hal penting dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan. Hal ini memerlukan review yang terus menerus terhadap praktik yang dilakukan dan kinerja sistem. Audit dilakukan untuk menjamin  bahwa sistem kendali dan prosedur dilaksanakan sesuai rencana yang disusun, dan untuk menjamin agar pengendalian yang dilakukan sesuai dengan resiko yang diperhitungkan dan cukup efektif dalam mencegah kecelakaan.

Kebijakan OH&S

Pada pengembangan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berdasar OHSAS 18001, unsur penting yang pertama adalah keharusan adanya kebijakan OH&S yang ditetapkan oleh manajer puncak atau pimpinan yang dengan jelas menyatakan tujuan OH&S secara keseluruhan dan komitmen untuk memperbaiki kinerjanya. Kebijakan OH&S ini dikembangkan berdasarkan laporan hasil kajian awal dan kajian risiko yang dilakukan. Kebijakan yang ditetapkan sebaiknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

•            Sesuai dengan sifat dan skala risiko OH&S organisasi

•            Mencakup komitmen pada perbaikan  berlanjut

•            Mencakup komitmen untuk memenuhi  perundangan OH&S yang berlaku dan  persyaratan lain yang diikuti oleh organisasi

•            Terdokumentasi, diterapkan dan dipelihara, serta dikomunikasikan ke semua karyawan

•            Tersedia bagi pihak yang berkepentingan dan ditinjau secara berkala agar tetap relevan dengan kebutuhan organisasi

3.    Standar Manajemen Lingkungan, ISO 14000

ISO 14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apa pun, terlepas dari ukuran, lokasi atau pendapatan. Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan oleh bisnis. Versi terbaru ISO 14000 dirilis pada tahun 2004 oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) yang memiliki komite perwakilan dari seluruh dunia. ISO-14000 memiliki beberapa seri, yaitu :

•         ISO 14001                        : Sistem Manajemen Lingkungan

•         ISO 14010 – 14015          : Audit Lingkungan

•         ISO 14020 – 14024          : Label Lingkungan

•         ISO 14031                        : Evaluasi Kinerja Lingkungan

•         ISO 14040 – 14044          : Assessment/Analisa Berkelanjutan

•         ISO 14060                        : Aspek Lingkungan dari Produk

Tujuan utama dari serangkaian norma-norma ISO 14000 adalah untuk mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi dan untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat – misalnya penggunaan biaya yang efektif, system-based, fleksibel dan sehingga mencerminkan organisasi yang baik. ISO 14000 menawarkan guidance untuk memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan berdasar pada praktek-praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000 pada sistem manajemen mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada lingkungan. Struktur ini mirip dengan ISO 9000 manajemen mutu dan keduanya dapat diimplementasikan berdampingan. Agar suatu organisasi dapat dianugerahi sertifikat ISO 14001 mereka harus diaudit secara eksternal oleh badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh ANSI-ASQ, Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan Akreditasi Nasional di Irlandia.

ISO 14000 di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000 dalam pengelolaan lingkungan di dunia industri. Seperti yang disebutkan di atas bahwa negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993. Hal ini terus dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000. Berbagai program seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi “demand” maupun “supply” menuju mekanisme pasar yang wajar.

Perusahaan perlu memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efisien and efektif. Hal ini dikarenakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, semakin ketatnya peraturan-peraturan lingkungan dan tekanan dari pasar kepada perusahaan-perusahaan mengenai komitmen terhadap lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya, perusahaan-perusahaan ini telah melakukan kajian atau audit lingkungan untuk menilai kinerja lingkungannya (atau yang biasa disebut audit pihak kedua). Tetapi untuk menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah memenuhi dan secara terus menerus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan internasional ini maka banyak perusahaan perlu melibatkan pihak independent sebagai penilai sistem mereka. Dari perspektif ini maka muncullah badan-badan sertifikasi yang menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam masalah kinerja lingkungan.

Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia, kementrian lingkungan hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000 bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan. Oleh karena itu, kementrian lingkungan hidup mendorong dan memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten, maka kementrian lingkungan hidup mengharapkan agar peran motor penggerak penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.

Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 tersebut, kementrian lingkungan hidup pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.

Manfaat ISO 14000

ISO 14000 menawarkan guidance untuk memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan berdasarkan pada praktek – praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000 pada sistem manajemen mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada lingkungan. Sistem ini dapat diterapkan berdampingan dengan ISO 9000. Manfaat dari ISO 14000 adalah :

a.         Pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi

b.         Untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga mencerminkan organisasi yang baik.

c.         Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.

d.         Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak yang peduli terhadap lingkungan.

e.         Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap lingkungan.

f.          Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar.

g.         Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang berkaitan dengan lingkungan.

h.         Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.

i.           Dapat meningkatakan motivasi para pekerja.














DAFTAR PUSTAKA

http://Blognya-adriyan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sertifikat Seminar Sumpah Pemuda

Tugas ISD 6 "Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota"

Masyarakat Desa Desa , atau  udik , menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan ( rural ). Di  Indonesia , istilah  desa  adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah  kecamatan , yang dipimpin oleh  Kepala Desa . Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di  Kalimantan Timur ,  Klèbun  di Madura,  Pambakal  di Kalimantan Selatan, dan  Kuwu  di  Cirebon , Hukum Tua di Sulawesi Utara. Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di  Sumatera Barat  disebut dengan istilah  nagari , di  Aceh  dengan istilah  gampong , di  Papua  dan  Kutai Barat ,  Kalimantan Timur  disebut dengan istilah  kampung . Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat dise

Tugas Rangkuman Sofskill Metodologi Penelitian

Tugas Softskill Rangkuman Jurnal tentang Sand Casing Proses logam dapat diartikan proses dari logam yang dicairkan, dituangkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui bagaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan. Logam pertama yang dicor adalah emas dan perak. Pengaruh Metode Pengecoran Terhadap Sifat-Sifat Mekanis pada baling-baling             Proses pembuatan baling-baling dapat dilakukan dengan pengecoran atau penuangan sand casting. Bahan yang digunakan untuk membuat baling-baling biasanya ada 2 yaitu aluminium atau kuningan, yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk mengetahui pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis yang dihasilkannya, terutama kekerasan dan laju perambatan retak, maka penelitian ini dilakukan. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah baling-baling bediameter 20” (51cm) ssebanyak 2 buah yang terbuat dari alumin