Langsung ke konten utama

Di Kala Fitnah Merajalela dan Hawa Nafsu Berkuasa, Memisahkan Diri dari Manusia

pohon padang lapangan matahari sinar
SALAH satu tanda akhir zaman ialah fitnah yang merajalela dan hawa nafsu berkuasa. Kebanyakan manusia tidak lagi memikirkan segala sesuatu melalui akal sehatnya. Nafsu benar-benar telah menjadi Tuhannya, hingga mengubah bumi ini terasa begitu suram dan mencekam. Lalu, bagaimana nasib dengan orang-orang yang beriman dikala itu?
Ketika terjadi keadaan demikian, maka kita diizinkan untuk memisahkan diri dari manusia. Seperti yang Nabi SAW sampaikan dalam hadis Hudzaifah, ketika ia bertanya, “Jika mereka tidak memiliki pemimpin atau pun jamaah?” Rasulullah SAW menjawab, “Jauhilah semua kelompok-kelompok itu meski kau menggigit akar pohon, hingga kematian datang kepadamu dan kau berada dalam kondisi seperti itu,” (Perkataan Ibnu Katsir; “Seperti disebutkan dalam hadis Hudzaifah,” menambahi riwayat Ibnu Majah, karena Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini (II/3939) tanpa menyebut keterangan tersebut. Hadis ini diriwayatkan dalam kitab Shahihan secara lengkap. Silahkan membaca catatan kaki no. 1 pada halaman 27 (naskah asli).
Hadis shahih berikut juga sudah disebutkan sebelumnya, “Islam pertama kali datang dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing seperti pertama kali.”
Juga disebutkan dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak menimpa seseorang yang mengucapkan, ‘Allah, Allah’,” (Shahih, HR. Muslim (I/kitab; iman, hadis nomor 34) dan Ahmad (III, hal: 162).
Maksudnya, ketika berbagai fitnah terjadi seseorang dibolehkan untuk menjauhi khalayak ramai, seperti disebutkan dalam hadis, “Maka apabila kau melihat sifat tamak dituruti, hawa nafsu diikuti, dan setiap orang yang punya pandangan merasa kagum pada pandangannya sendiri, maka jagalah dirimu (dari segala kemaksiatan), dan tinggalkan urusan kalangan awam,” (HR. Abu Dawud (IV/4341), At-Tirmidzi (V/3058) dan berkata, “Hadis ini hasan gharib,” (Ibnu Majah (II/4014), dan didhaifkan Al-Albani).
Al-Bukhari menuturkan, Abdullah bin Yusuf bercerita kepada kami, Malik mengabarkan kepada kami dari Abdurrahman bin Abdullah bin Abu Sha’sha’ah, dari ayahnya, dari Abu Sa’id, Rasulullah SAW bersabda, “Sudah hampir tiba waktunya bahwa harta terbaik milik seorang muslim adalah seekor kambing, ia bawa ke atas gunung dan tempat menetesnya embun, lari membawa agamanya demi menghindari fitnah.”
Muslim tidak mentakhrij hadis ini. Hadis ini diriwayatkan Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah dari jalur Ibnu Abi Sha’sha’ah, dengan matan yang sama. Saat terjadi berbagai fitnah, boleh meminta mati, meski permintaan seperti ini dilarang di luar kondisi tersebut, seperti disebutkan dalam hadis shahih.
Ahmad menuturkan, Hasan bercerita kepada kami, Abu Luhai’ah bercerita kepada kami, Ibnu Yunus bercerita kepada kami, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian mengharap kematian. Jangan berdoa memohon (mati) sebelum (kematian) datang kepadanya, karena apabila mati, amalannya terputus, dan tidaklah usia menambah seorang mukmin selain kebaikan.”
Dalil bolehnya meminta mati ketika terjadi berbagai fitnah adalah hadis riwayat Ahmad dalam Musnadnya, dari Mu’adz bin Jabal tentang mimpi yang panjang, di antaranya disebutkan, “Ya Allah! Sungguh, aku memohon kepada-Mu (kekuatan untuk) melakukan kebaikan-kebaikan, ampunilah aku dan rahmatilah aku. Dan jika Engkau menghendaki suatu fitnah (kesesatan atau hukuman dunia) pada suatu kaum, maka wafatkanlah aku kepada-Mu tanpa terkena hukuman. Ya Allah! Sungguh, aku memohon kepada-Mu, cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu dan cinta pada setiap amalan yang mendekatkanku pada cinta-Mu.”
Hadis-hadis ini menunjukkan akan tiba suatu zaman yang berat, di mana kaum muslimin tidak memiliki suatu kelompok pun yang menegakkan kebenaran, entah di seluruh permukaan bumi atau pun di sebagiannya. []
( Bencana dan Peperangan Akhir Zaman Sebagaimana Rasulullah SAW Kabarkan/Karya: Ibnu Katsir/Penerbit: Ummul Qura)
SUMBER : https://www.islampos.com/di-kala-fitnah-merajalela-dan-hawa-nafsu-berkuasa-memisahkan-diri-dari-manusia-215243/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sertifikat Seminar Sumpah Pemuda

Tugas ISD 6 "Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota"

Masyarakat Desa Desa , atau  udik , menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan ( rural ). Di  Indonesia , istilah  desa  adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah  kecamatan , yang dipimpin oleh  Kepala Desa . Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di  Kalimantan Timur ,  Klèbun  di Madura,  Pambakal  di Kalimantan Selatan, dan  Kuwu  di  Cirebon , Hukum Tua di Sulawesi Utara. Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di  Sumatera Barat  disebut dengan istilah  nagari , di  Aceh  dengan istilah  gampong , di  Papua  dan  Kutai Barat ,  Kalimantan Timur  disebut dengan istilah  kampung . Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat dise

Tugas Rangkuman Sofskill Metodologi Penelitian

Tugas Softskill Rangkuman Jurnal tentang Sand Casing Proses logam dapat diartikan proses dari logam yang dicairkan, dituangkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui bagaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan. Logam pertama yang dicor adalah emas dan perak. Pengaruh Metode Pengecoran Terhadap Sifat-Sifat Mekanis pada baling-baling             Proses pembuatan baling-baling dapat dilakukan dengan pengecoran atau penuangan sand casting. Bahan yang digunakan untuk membuat baling-baling biasanya ada 2 yaitu aluminium atau kuningan, yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk mengetahui pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis yang dihasilkannya, terutama kekerasan dan laju perambatan retak, maka penelitian ini dilakukan. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah baling-baling bediameter 20” (51cm) ssebanyak 2 buah yang terbuat dari alumin